Kupas Tuntas Antropologi Bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom

 


 Aneka Ragam Manusia Dan Organ Manusia Dalam Ilmu Antropologi

Metode Untuk Mengkelaskan Aneka Ras Manusia.

Untuk suatu waktu yang lama masalah bagaimana caranya mengklasifikasikan atau menggolongkan aneka warna ras , manusia di dunia merupakan pusat perhatian yang terpenting bagi ilmu antropologi fisik.

Dalam hal itu para sarjama terutama memperhatikan ciri – ciri lahir, atau ciri – ciri morfologi, pada tubuh individu – individu berbagai bangsa di dunia. Ciri – ciri morfologi itu yang dalam praktek merupakan ciri – ciri fenotipe, terdiri dari dua golongan, yaitu:

1.Ciri – ciri kuantitatif (seperti warna kulit, bentuk rambut,dan sebagainya);

2.Ciri – ciri kualitatif (seperti berat badan, ukuran badan, index cephalicus, dan sebagainya)

Untuk mengukur ciri – ciri kuantitatif tadi secara teliti, dalam ilmu antropologi fisik telah berkembang metode – metode antroplogi yang selalu dipertajam dan yang disebut metode – metode antropometri. Metode klasifikasi yang hanya berdasarkan morfologi ini kemudian ternyata kurang memuaskan, karena himpunan ciri – ciri pada individu suatu kelompok manusia selalu terbukti sedemikian komploksnya hingga sukar dicakup kedalam golongan – golongan khusus.

Akhir – akhir ini dalam ilmu antropologi fisik, klasifikasi yang hanya berdasarkan morfologi telah dianggap tidak begitu penting lagi. Para sarjana sekarang lebih terikat akan masalah sebab – sebab daripada perbedaan – perbedaan serta persamaan – persamaan antara ras – ras manusia. Dengan demikian dalam hal mengklasifikasikan ras – ras, para sarjana sekarang juga mencoba membangun suatu klasifikasi yang filogenetik. Dengan ini dimaksud suatu klasifikasi yang kecuali hanya menggambarkan persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan antara ras – ras, juga menggambarkan hubungan asal – usul antara ras – ras serta percabangannya. Untuk membangun suatu klasifikasi serupa itu pengetahuan mengenai ciri – ciri genotype amat penting. Ciri – ciri genotype dapat diketahui pada gen yang tidak mudah diubah oleh pengaruh proses – proses mutasi, seleksi dan sebagainya, seperti yang terurai diatas. Gen ini adalah misalnya gen untuk golongan darah A-B-C; gen untuk tipe darah MN; gen untuk kemampuan mencium bau zat phenylthiocarbomide dan sebagainya. Dengan demikian kita lihat sekarang berkembangnya metode – metode untuk mengklasifikasikan ras – ras berdasarkan frekuensi golongan darah. Tentu di dalam suatu daerah terdapat individu – individu dari semua golongan darah, bahkan dalam satu keluarga inti pun ayah mungkin mempunyai golongan darah A, ibu darah O, anak – anak mungkin ada yang mempunyai golongan darah AB, ada yang O dan sebagainya, tatapi suatu frekuensi tertentu dari satu macam golongan darah akan tampak juga dalam daerah – daerah tertentu di muka bumi ini. Demikian misalnya, sungguhpun pada orang Sunda terdapat individu – individu dari semua golongan darah namun konon ada suatu presentase tinggi (yaitu kurang dari 51%) penduduk Jawa Barat yang berdarah O, demikian pula walaupun diantara penduduk Tokyo umpamanya terdapat individu – individu dari semua golongan darah, tetapi diantara kira – kira 30.000 individu yang pernah diteliti, terdapat suatu frekuensi tinggi dari darah A dan B. dengan demikian, apabila daerah – daerah dengan presentase - presentase golongan darah yang sama itu dihubungkan dengan garis – garis diatas peta (isogene), maka kita mungkin dapat membuat suatu gambaran dari bangsa – bangsa yang dahulu berasal dari satu nenek moyang. Metode – metode klasifikasi serupa inilah yang sekarang mulai banyak dipergunakan dalam antropologi, walaupun masih banyak dikritik.

Salah Satu Klasifikasi Dari Aneka Ras – Ras Manusia

Mengenai ras manusia, ada banyak sistem klasifikasi yang berasal dari berbagai sarjana terkenal. Semua klasifikasi itu masih berdasarkan metode – metode morfologikal yang lama karena metode – metode klasifikasi baru yang berdasarkan frekuensi gen yang tertentu itu masih dalam taraf perkembangan dan belum dilakukan secara luas. Adanya berbagai system klasifikasi itu disebabkan karena tiap sarjana mempergunakan salah satu ciri tertentu sebagai dasar klasifikasinya, sehingga, ada misalnya: klasifikasi C. Linnaeus (1725) yang mempergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya; klasifikasi J.F. Blumenbach (1755) yang mengkombinasikan ciri – ciri morfologi dengan geografi dalam sisemnya; klasifikasi J. Deniker (1889) yang memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri – ciri terpenting dalam sistemnya; metode – metode klasifikasi yang juga memperhatikan unsur – unsur filogenetik baru tampak kira – kira sejak 30 tahun yang lalu, dan yang paling terkenal diantaranya adalah misalnya klasifikasi dari sarjana – sarjana antropologi fisik ternama seperti E. von Eickstedt dan metode E.A. Hooton.

Dibawah ini akan kami berikan suatu klasifikasi yang berasal dari A.L. Kroeber dimana tampak terang garis besar penggolongan ras – ras yang terpenting di dunia serta hubungannya satu sama lain.

1.Australoid

Penduduk asli Australia. Ciri khas utama dari Australoid adalah : rambut keriting hitam dan kulit hitam.

2. Mongoloid

·         Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, Asia Timur)

·         Malayan Mongoloid (Asli Tenggara, Kep. Indonesia, Malaysia, Filipina dan Penduduk asli Taiwan)

·         American Mongoloid (penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dari orang eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan)

3.Caucasoid

·         Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)

·         Alpine (Eropa Tengah dan Timur)

·         Mediterranean (Penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)

·         Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka)

4.Negroid

  •     African Negroid (Benua Afrika)
  •    Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filipina) 
  •  Mellanesian (Iran, Melanesia).

5. Ras – Ras Khusus

Tidak dapat diklasifikasikan ke dalam keempat ras pokok

  •     Bushman ( Di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan)
  •     Veddoid (Di pedalaman Srilanka dan Sulawesi Selatan)
  •      Polynesian ( Di Kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
  •      Ainu (Di Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara).

 

 

A.    ORGAN MANUSIA

Manusia merupakan makhluk hidup yang juga sering berkelompk sama halnya dengan binatang. Namun seperti yang dipaparkan Prof. Koentjaraningrat, perbedaannya terletak pada sistem pembagian kerja, aktifitas kerja sama, dan berkomunikasi yang tidak bersifat naluri. Hal ini dikarenakan manusia memiliki akal dalam mengembangkan suatu kemampuan. Meskipun demikian otak manusia telah berevolusi, otak manusia telah dikembangkan oleh bahasa dan juga memajukan bahasa.

Bahasa membuat manusia dapat belajar secara kongkret peristiwa yang terkait dengan keadaan secara abstrak tanpa mendalami sendiri peristiwa tersebut. Dengan demikian bahasa manusia itu mengabstraksikan dan menyimpan tiap pengetahuan baru ke dalam kata-kata baru, yang makin lama makin menjadi banyak jumlahnya. Dengan bahasa pula, pengetahuan manusia selama berpuluh-puluh ribu generasi sejak zaman mahluk hidup Australopitcheus berkeliaran di daerah sabana di Arika Selatan.

Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan dari konsep-konsep dalam akalnya menyebabkan manusia dapat membayangkan dirinya sendiri sebagai suatu identitas tersendiri, lepas dari lingkungan, alam dan sekelilingnya. Kemampuan ini merupakan dasar dari kesadaran identitas diri dan kesadaran kepribadian diri sendiri. Sudah tentu banyak binatang yang mempunyai identitas diri, namun kesadaran itu tidak setajam yang dimiliki manusia, karena manusia juga mempunyai kemampuan untuk membayangkan dengan akalnya peristiwa yang mungkin dapat terjadi terhadapnya, baik yang bahagia dan menyenangkan, maupun yang sengsara dan menakutkan.

Rasa takut terbesar adalah rasa takut terhadap peristiwa yang ia sadari pasti akan terjadi padanya, ialah tibanya maut. Kesadaran akan tibanya maut inilah yang merupakan salah satu sebab timbulnya suatu unsur penting dalam kehidupan manusia, yaitu religi. Kehidupan manusia juga berbeda dengan kehidupan organisme binatang, dengan adanya penyambung hasrat alamiahnya untuk keindahan, akal manusia mengadakan suatu reaksi yang sadar dan kreatif. Sehingga menjadi suatu unsur  khas dalam hidupnya, yaitu kesenian. Walaupun manusia kalah dengan banyak jenis binatang, jenis berkelompok lainnya namun kemampuan otaknya, yang kita sebut dengan akal budi telah menyebabkan berkembangnya sistem-sistem yang dapat membantu dan  menyambung keterbatasan kemampuan organisme itu.

Keseluruhan dari sistem-sistem tersebut, yaitu: 1. Sistem vocal atau bahasa, 2. Sistem pengetahuan, 3. Organisasi sosial, 4. Sistem peralatan hidup dan tekhnologi, 5. Sistem mata pencaharian, 6. Sistem religi, 7. Kesenian.

Sistem-sistem tersebut diatas merupakan kebudayaan. Kebudayaan manusia tidak terkandung dalam kapasitas organismenya, artinya tidak tertentukan dalam sistem gennya, berbeda dengan kemampuan organisme binatang.

Sistem Organ Tubuh Manusia dan Fungsinya.

Tubuh manusia terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu, hati, ginjal, dan lain-lain. Ada beberapa sistem organ dalam tubuh manusia antara lain, sistem organ pencernaan, organ respirasi (pernapasan), gerak, peredaran darah, dan lain-lain.

1.      Sistem Saraf

Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin.

Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangt kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh. Rangsangan ada yang berasal dari luar tubuh seperti cahaya, gravitasi, suhu, panas, dan dingin. Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh seperti rasa lapar, haus, sakit, nyeri, dan sebagainya.

Fungsi Sistem Saraf

Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut:

(a) . Reseptor, alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra

(b) . Efektor, alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar

(c)  . Sel Saraf Sensoris, serabut saraf yang membawa rangsang ke otak

(d) . Sel saraf Motorik, serabut saraf yang membawa rangsang dari otak

(e)  . Sel Saraf Konektor, sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

2.        Sistem Rangka

Sistem kerangka terdiri dari semua tulang dan jaringan yang menghubungkan mereka bersama-sama. Sistem ini melindungi organ dari cedera, memberikan dukungan bagi tubuh dan memungkinkan tubuh untuk bergerak. Tengkorak melindungi otak. Kolom vertebral melindungi sumsum tulang belakang. Kolom ini terdiri dari atlas dan sumbu, tulang leher, tulang dada, tulang lumbal dan vertebra sakral. Tulang yang umum lainnya dalam tubuh manusia termasuk tulang rahang (mandibula), tulang dada (sternum), tulang paha (femur), pergelangan kaki (tarsals) dan tempurung lutut (patella).

3.        Sistem Otot

Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi: 2000). Sistem otot terdiri dari tiga jenis otot, yaitu:

(a) . Otot polos memiliki beberapa fungsi dalam tubuh. Jenis otot mendorong makanan melalui saluran pencernaan, mendorong makanan kembali ke kerongkongan ketika seseorang muntah dan membantu mendorong bayi keluar dari tubuh saat melahirkan.

(b) . Otot kardiak adalah otot jantung. Otot ini melemaskan dan berkontraksi untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Bantuan otot rangka dalam gerakan dan menopang tubuh. Setiap kelompok otot utama memiliki fungsi yang berbeda. Paha depan, misalnya, membantu Anda berdiri, berjalan dan memanjat tangga.

(c)  . Komponen sistem otot dan sistem saraf juga ditemukan dalam saluran pencernaan dan sistem jantung. Otot ini melapisi organ pencernaan dan membantu memindahkan makanan dan produk sampingan pencernaan melalui usus dan daerah pencernaan lainnya.

Fungsi Otot

Otot dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berangkai. Bila rangsangan diberikan pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan bertambah besar. Keadaan ini disebut Sumasi. Bila rangsangan diberikan terus menerus, maka kontraksi mendatar. Otot dikatakan berfungsi bila otot tersebut menjadi pendek dan diameternya membesar. Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut dibedakan atas beberapa macam, yaitu:

(a) . Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh

(b) . Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan

(c)  . Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh

(d) . Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu badan

(e)  . Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan

(f)   . Otot dilatator, untuk melebarkan

(g) . Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan

(h) . Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah yang sama

(i)   . Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah

(j)   . Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan

(k) . Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima

(l)   . Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup

4.      Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga membantu menstabilkan suhu tubuh dan pH (bagian dari homeostasis). Sistem peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah.

Jaringan ini mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung terdiri dari bilik atas dan bawah (atrium dan ventrikel) dan empat katup yang mengontrol arah aliran darah. Arteri membawa darah dari jantung, sedangkan vena membawa darah menuju jantung. Kapiler, pembuluh darah terkecil dalam tubuh, memungkinkan darah beredar antara arteri dan vena.

A.    Struktur Alat Peredaran Darah

Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas:

a)        Jantung sebagai pusat peredaran darah

b)       Pembuluh-pembuluh darah

c)        Darah itu sendiri.

B.       Macam Peredaran Darah

Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri dari:

a)        Peredaran darah panjang/besar/sistemik

Peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.

b)       Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal

Peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

5.      Sistem Pernapasan

Dalam sistem pernapasan adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Sistem pernapasan mengontrol napas sebagai sarana penyediaan darah dengan oksigen.  Darah kemudian membawa oksigen ini ke organ-organ dan jaringan tubuh. Saat bernafas, seseorang bernafas oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Sistem pernapasan terdiri dari paru-paru, diafragma, mulut, trakea dan hidung. Mulut dan hidung memungkinkan oksigen masuk ke dalam tubuh. Trakea membawa oksigen ke rongga dada, di mana terbagi menjadi bronkus.

Bronkus dibagi lagi dan membentuk tabung bronkial, yang membawa oksigen ke paru-paru. Oksigen masuk ke dalam kantung kecil yang disebut alveoli dan kemudian berdifusi ke dalam arteri darah melalui kapiler. Darah dari vena melepaskan karbon dioksida ke alveoli dan keluar karbon dioksida tubuh ketika seseorang mengembuskan napas.

A.    Fungsi Sistem Pernapasan

Fungsi bernapas adalah memasukkan oksigen dari udara yang akan digunakan untuk mengoksidasi makanan serta mengeluarkan sisa hasil oksidasi, yaitu karbon dioksida. Proses bernapas disebut juga proses respirasi. Proses bernapas akan berlangsung jika ditunjang oleh alatalat pernapasan. Untuk itu, kali ini akan dibahas mengenai pernapasan, organ-organ pernapasan, serta beberapa gangguan yang berhubungan dengan sistem pernapasan.


    B.       Organ Sistem Pernapasan

Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Pada proses ini terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara tubuh dan lingkungan. Beberapa organ yang berperan dalam sistem pernapasan.

1.        Hidung, merupakan organ pernapasan yang letaknya paling luar. Manusia menghirup udara melalui hidung. Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara yang masuk dari debu atau benda lainnya. Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S), dan nitrogen (N2). Gas-gas tersebut ikut terhirup, namun hanya oksigen saja yang dapat berikatan dengan darah. Selain itu, hidung juga merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Sehingga manusia dapat terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya.

2.        Tenggorokan, merupakan bagian dari organ pernapasan. Tenggorokan berupa suatu pipa yang dimulai dari pangkal tengorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), dan cabang batang tenggorokan (bronkus).

a.        Pangkal Tenggorokan (Laring), setelah melewati hidung, udara masuk menuju pangkal tenggorokan (laring) melalui faring.

b.        Batang Tenggorokan (Trakea), batang tenggorokan tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan terletak di depan kerongkongan. Batang tenggorokan memanjang dari leher ke rongga dada atas. Di dalam rongga dada, batang tenggorokan ini bercabang dua. Setiap cabangnya masuk menuju paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

c.         Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus), merupakan cabang dari trakea. Bronkus terbagi menjadi dua, yaitu yang menuju paru-paru kanan dan menuju paru-paru kiri. Bronkus bercabang lagi menuju bronkiolus. Masing-masing cabang tersebut berakhir pada gelembung paru-paru atau alveolus.

d.        Paru-paru, terletak di dalam rongga dada. Antara rongga dada dan rongga perut terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma. Pembatas ini bukan sekedar pembatas, tetapi berperan juga dalam proses pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi paru-paru kanan dan paruparu kiri. Paru-paru pada dasarnya merupakan cabang-cabang suatu saluran yang ujungnya bergelembung. Gelembung-gelembung tersebut disebut alveoli (tunggal: alveolus).

 

6.      Sistem Pencernaan

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh.

A.    Fungsi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan memecah makanan dan menyerap nutrisi. Makanan memasuki mulut, di mana bercampur dengan air liur. Air liur membantu melembutkan dan memecah makanan sehingga lebih mudah untuk menelan. Dari mulut, makanan melewati kerongkongan, tabung berotot yang mendorong makanan ke dalam perut. Perut mengandung enzim dan asam yang memecah makanan menjadi potongan-potongan kecil.

Hal ini membuat makanan lebih mudah dicerna. Makanan bergerak dari perut ke usus kecil dalam bentuk chyme, cairan kental. Usus kecil terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Usus kecil juga mengandung jutaan vili, yang adalah tonjolan kecil yang membantu dalam penyerapan nutrisi. Setiap makanan tercerna dalam usus kecil bergerak ke usus besar.

B.     Saluran Pencernaan Manusia

a)        Mulut, Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi.

b)       Kerongkongan (esofagus), merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.

c)        Lambung (ventrikulus), merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.

d)       Usus Halus (intestinum),  merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
Usus dua belas jari (duodenum), Usus kosong (jejenum), Usus penyerap (ileum).

e)        Usus Besar, makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah.

f)         Anus, merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus.

 

7.      Sistem Endokrin

Sistem endokrin mengontrol produksi dan sekresi hormon. Hormon mengatur pertumbuhan, perkembangan generatif, metabolisme dan fungsi tubuh lainnya. Sistem ini terdiri dari kelenjar pituitari, hipotalamus, kelenjar tiroid, tubuh pineal, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid dan pankreas.

a)        Kelenjar Pituitari bertindak sebagai kelenjar utama karena menghasilkan hormon yang berperan dalam fungsi kelenjar sistem endokrin lainnya.

b)       Hipotalamus mengatur metabolisme, perasaan kenyang setelah makan dan suhu tubuh. Kelenjar ini juga mengeluarkan hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar pituitari.

c)        Kelenjar Tiroid menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme. Kelenjar ini juga berpartisipasi dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf, pengaturan tekanan darah, pencernaan, reproduksi, otot dan regulasi denyut jantung.

d)       Tubuh Pineal mengeluarkan melatonin, yang membantu mengatur siklus tidur.

e)        Kelenjar Adrenal, yang terletak di bagian atas setiap ginjal, terdiri dari medula adrenal dan korteks adrenal. Korteks adrenal menghasilkan kortikosteroid untuk mengatur keseimbangan cairan garam, fungsi sistem kekebalan tubuh, metabolisme dan fungsi generatif. Medula adrenal menghasilkan hormon yang mengontrol respon tubuh terhadap stres.

f)         Kelenjar paratiroid mengontrol kadar kalsium dalam darah dan tulang.

g)        Pankreas mengeluarkan enzim pencernaan dan mensekresikan glukagon dan insulin. Insulin dan glukagon kontrol jumlah glukosa dalam darah, sehingga kerusakan pada pankreas dapat menyebabkan diabetes.

8.      Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi laki-laki menghasilkan sperma, pelepasan sperma ke dalam sistem reproduksi wanita dan menghasilkan hormon seks pria yang menjaga sistem reproduksi bekerja normal. Struktur eksternal dari sistem ini termasuk penis, testis dan skrotum. Penis memiliki akar yang menempel ke perut tubuh. Uretra, yang mengangkut urin dan air mani, berada di ujung penis. Skrotum berisi testis, pembuluh darah dan saraf.

Skrotum mengontrol suhu testis, karena mereka harus tetap pada suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh normal. Ini akan membantu memastikan perkembangan normal sperma. Testis menghasilkan sperma dan menghasilkan hormon seks pria seperti testosteron. Sistem reproduksi wanita memiliki beberapa fungsi. Ini menghasilkan telur dan mengangkut telur ke lokasi fertilisasi.

Sistem ini juga berpartisipasi dalam kehamilan bayi dan proses persalinan, menstruasi dan menopause. Struktur eksternal dari sistem reproduksi wanita meliputi labia minora, labia majora, klitoris dan kelenjar Bartholin. Struktur internal meliputi uterus, ovarium, fagina dan saluran tuba. Ovarium menghasilkan telur dan melepaskan mereka. Telur berjalan menuruni tuba falopi. Rahim berperan dalam kehamilan dan persalinan. Lapisan rahim, yang disebut endometrium, menumpuk dalam persiapan untuk pembuahan.

Jika pembuahan tidak terjadi, rahim menumpahkan lapisan selama menstruasi. Jika pembuahan terjadi, sel telur dibuahi menempel pada dinding rahim. Rahim memegang zigot, yang menjadi janin, sepanjang 40 minggu kehamilan. Vagina berfungsi sebagai tempat hubungan seksual dan melahirkan. Vagina mengembang untuk mengakomodasi janin saat keluar tubuh.

9.        Sistem Ekskretoris

Sistem ekskresi membantu tubuh menyingkirkan produk-produk limbah. Organ utama dalam sistem ini adalah ginjal, paru-paru dan kulit. Karbon dioksida dan gas limbah lainnya keluar tubuh melalui paru-paru. Kulit membantu menghilangkan keringat dan sel kulit mati dari tubuh.

Ginjal membuang limbah dari darah dengan menyaring darah, mengirim nutrisi kembali ke dalam tubuh dan mengeluarkan limbah dalam urin. Jika terjadi kerusakan ginjal, sampah bisa menumpuk dalam darah dan menyebabkan seseorang menjadi sangat sakit.

10.  Sistem Integumen

Sistem ini menyumbang 12 sampai 15 persen dari berat tubuh kita, menurut Estrella Mountain Community College. Sistem ini terdiri dari kulit, rambut, kuku dan membran mukosa. Sistem ini mengontrol suhu tubuh, melindungi tubuh dari kerusakan, menyerap nutrisi, membantu mempertahankan homeostasis dan bekerja dengan sistem saraf untuk mengontrol rasa sentuhan.

Sistem integumen juga mengandung kelenjar dan folikel rambut. Kelenjar ekrin yang ditemukan di seluruh tubuh, sementara kelenjar apokrin ditemukan di ketiak dan pangkal paha. Kelenjar apokrin menghasilkan zat yang menggabungkan dengan bakteri menghasilkan bau badan.

11.  Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan melindungi tubuh terhadap organisme berbahaya. Sistem ini terdiri dari organ, jaringan, protein dan sel-sel khusus yang membantu mencegah infeksi dan membuat kita tetap sehat. Sel darah putih mengidentifikasi organisme berbahaya dan menghancurkan mereka. Diproduksi oleh sumsum tulang, timus dan limpa, leukosit beredar di pembuluh darah dan jaringan getah bening. Fagosit memecah organisme berbahaya, limfosit membantu tubuh mengenali dan menghancurkan organisme organisme.

 

 

 


Share:

3 komentar:

Wikipedia

Hasil penelusuran