Aneka Ragam Manusia Dan Organ Manusia Dalam Ilmu Antropologi
Metode Untuk Mengkelaskan Aneka Ras
Manusia.
Untuk suatu waktu yang lama masalah bagaimana caranya
mengklasifikasikan atau menggolongkan aneka warna ras , manusia di dunia
merupakan pusat perhatian yang terpenting bagi ilmu antropologi fisik.
Dalam hal itu para sarjama terutama memperhatikan ciri
– ciri lahir, atau ciri – ciri morfologi, pada tubuh individu – individu
berbagai bangsa di dunia. Ciri – ciri morfologi itu yang dalam praktek
merupakan ciri – ciri fenotipe, terdiri dari dua golongan, yaitu:
1.Ciri – ciri kuantitatif (seperti warna kulit, bentuk
rambut,dan sebagainya);
2.Ciri – ciri kualitatif (seperti berat badan, ukuran
badan, index cephalicus, dan sebagainya)
Untuk
mengukur ciri – ciri kuantitatif tadi secara teliti, dalam ilmu antropologi
fisik telah berkembang metode – metode antroplogi yang selalu dipertajam dan
yang disebut metode – metode antropometri. Metode klasifikasi yang hanya
berdasarkan morfologi ini kemudian ternyata kurang memuaskan, karena himpunan
ciri – ciri pada individu suatu kelompok manusia selalu terbukti sedemikian
komploksnya hingga sukar dicakup kedalam golongan – golongan khusus.
Akhir – akhir ini dalam ilmu antropologi fisik,
klasifikasi yang hanya berdasarkan morfologi telah dianggap tidak begitu
penting lagi. Para sarjana sekarang lebih terikat akan masalah sebab – sebab
daripada perbedaan – perbedaan serta persamaan – persamaan antara ras – ras
manusia. Dengan demikian dalam hal mengklasifikasikan ras – ras, para sarjana
sekarang juga mencoba membangun suatu klasifikasi yang filogenetik. Dengan ini
dimaksud suatu klasifikasi yang kecuali hanya menggambarkan persamaan –
persamaan dan perbedaan – perbedaan antara ras – ras, juga menggambarkan hubungan
asal – usul antara ras – ras serta percabangannya. Untuk membangun suatu
klasifikasi serupa itu pengetahuan mengenai ciri – ciri genotype amat
penting. Ciri – ciri genotype dapat diketahui pada gen yang tidak mudah
diubah oleh pengaruh proses – proses mutasi, seleksi dan sebagainya, seperti
yang terurai diatas. Gen ini adalah misalnya gen untuk golongan darah A-B-C;
gen untuk tipe darah MN; gen untuk kemampuan mencium bau zat phenylthiocarbomide
dan sebagainya. Dengan demikian kita lihat sekarang berkembangnya metode –
metode untuk mengklasifikasikan ras – ras berdasarkan frekuensi golongan darah.
Tentu di dalam suatu daerah terdapat individu – individu dari semua golongan
darah, bahkan dalam satu keluarga inti pun ayah mungkin mempunyai golongan
darah A, ibu darah O, anak – anak mungkin ada yang mempunyai golongan darah AB,
ada yang O dan sebagainya, tatapi suatu frekuensi tertentu dari satu macam
golongan darah akan tampak juga dalam daerah – daerah tertentu di muka bumi
ini. Demikian misalnya, sungguhpun pada orang Sunda terdapat individu –
individu dari semua golongan darah namun konon ada suatu presentase tinggi
(yaitu kurang dari 51%) penduduk Jawa Barat yang berdarah O, demikian pula
walaupun diantara penduduk Tokyo umpamanya terdapat individu – individu dari
semua golongan darah, tetapi diantara kira – kira 30.000 individu yang pernah
diteliti, terdapat suatu frekuensi tinggi dari darah A dan B. dengan demikian,
apabila daerah – daerah dengan presentase - presentase golongan darah yang sama
itu dihubungkan dengan garis – garis diatas peta (isogene), maka kita
mungkin dapat membuat suatu gambaran dari bangsa – bangsa yang dahulu berasal
dari satu nenek moyang. Metode – metode klasifikasi serupa inilah yang sekarang
mulai banyak dipergunakan dalam antropologi, walaupun masih banyak dikritik.
Salah
Satu Klasifikasi Dari Aneka Ras – Ras Manusia
Mengenai ras manusia, ada banyak sistem klasifikasi
yang berasal dari berbagai sarjana terkenal. Semua klasifikasi itu masih
berdasarkan metode – metode morfologikal yang lama karena metode – metode
klasifikasi baru yang berdasarkan frekuensi gen yang tertentu itu masih dalam
taraf perkembangan dan belum dilakukan secara luas. Adanya berbagai system
klasifikasi itu disebabkan karena tiap sarjana mempergunakan salah satu ciri
tertentu sebagai dasar klasifikasinya, sehingga, ada misalnya: klasifikasi C.
Linnaeus (1725) yang mempergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam
sistemnya; klasifikasi J.F. Blumenbach (1755) yang mengkombinasikan ciri – ciri
morfologi dengan geografi dalam sisemnya; klasifikasi J. Deniker (1889) yang
memakai warna dan bentuk rambut sebagai ciri – ciri terpenting dalam sistemnya;
metode – metode klasifikasi yang juga memperhatikan unsur – unsur filogenetik
baru tampak kira – kira sejak 30 tahun yang lalu, dan yang paling terkenal
diantaranya adalah misalnya klasifikasi dari sarjana – sarjana antropologi
fisik ternama seperti E. von Eickstedt dan metode E.A. Hooton.
Dibawah
ini akan kami berikan suatu klasifikasi yang berasal dari A.L. Kroeber dimana
tampak terang garis besar penggolongan ras – ras yang terpenting di dunia serta
hubungannya satu sama lain.
1.Australoid
Penduduk asli Australia. Ciri khas
utama dari Australoid adalah : rambut keriting hitam dan kulit hitam.
2. Mongoloid
·
Asiatic Mongoloid
(Asia Utara, Asia Tengah, Asia Timur)
·
Malayan Mongoloid
(Asli Tenggara, Kep. Indonesia, Malaysia, Filipina dan Penduduk asli Taiwan)
·
American Mongoloid
(penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dari orang eskimo di Amerika
Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan)
3.Caucasoid
·
Nordic
(Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
·
Alpine
(Eropa Tengah dan Timur)
·
Mediterranean
(Penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)
·
Indic
(Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka)
4.Negroid
- African Negroid (Benua Afrika)
- Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filipina)
- Mellanesian (Iran, Melanesia).
5. Ras – Ras Khusus
Tidak dapat diklasifikasikan ke dalam
keempat ras pokok
- Bushman ( Di
daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan)
- Veddoid
(Di pedalaman Srilanka dan Sulawesi Selatan)
- Polynesian
( Di Kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
- Ainu
(Di Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara).
A. ORGAN
MANUSIA
Manusia merupakan makhluk hidup yang juga sering berkelompk
sama halnya dengan binatang. Namun seperti yang dipaparkan Prof.
Koentjaraningrat, perbedaannya terletak pada sistem pembagian kerja, aktifitas
kerja sama, dan berkomunikasi yang tidak bersifat naluri. Hal ini dikarenakan
manusia memiliki akal dalam mengembangkan suatu kemampuan. Meskipun demikian
otak manusia telah berevolusi, otak manusia telah dikembangkan oleh
bahasa dan juga memajukan bahasa.
Bahasa membuat manusia dapat belajar secara
kongkret peristiwa yang terkait dengan keadaan secara abstrak
tanpa mendalami sendiri peristiwa tersebut.
Dengan demikian bahasa manusia itu mengabstraksikan
dan menyimpan tiap pengetahuan baru ke dalam kata-kata
baru, yang makin lama makin menjadi banyak jumlahnya. Dengan bahasa pula,
pengetahuan manusia selama berpuluh-puluh ribu generasi sejak
zaman mahluk hidup Australopitcheus berkeliaran di daerah sabana di
Arika Selatan.
Kemampuan otak manusia untuk membentuk
gagasan dari konsep-konsep dalam akalnya menyebabkan manusia dapat
membayangkan dirinya sendiri sebagai suatu identitas tersendiri, lepas dari
lingkungan, alam dan sekelilingnya. Kemampuan ini
merupakan dasar dari kesadaran identitas diri dan kesadaran
kepribadian diri sendiri. Sudah tentu banyak binatang yang mempunyai identitas
diri, namun kesadaran itu
tidak setajam yang dimiliki manusia, karena
manusia juga mempunyai kemampuan untuk membayangkan dengan akalnya
peristiwa yang mungkin dapat terjadi terhadapnya, baik yang bahagia dan menyenangkan,
maupun yang sengsara dan menakutkan.
Rasa takut terbesar adalah rasa takut terhadap
peristiwa yang ia sadari pasti akan terjadi padanya,
ialah tibanya maut. Kesadaran akan tibanya maut inilah yang merupakan
salah satu sebab timbulnya suatu unsur penting dalam kehidupan manusia, yaitu religi.
Kehidupan manusia juga berbeda dengan kehidupan organisme
binatang, dengan adanya penyambung hasrat alamiahnya untuk keindahan, akal
manusia mengadakan suatu reaksi yang sadar dan kreatif. Sehingga
menjadi suatu unsur khas dalam hidupnya, yaitu
kesenian. Walaupun manusia kalah
dengan banyak jenis binatang,
jenis berkelompok lainnya
namun kemampuan otaknya, yang kita sebut dengan akal
budi telah menyebabkan berkembangnya sistem-sistem yang dapat membantu dan menyambung keterbatasan kemampuan organisme
itu.
Keseluruhan dari sistem-sistem tersebut, yaitu: 1.
Sistem vocal atau bahasa, 2. Sistem pengetahuan, 3. Organisasi
sosial, 4. Sistem peralatan hidup dan tekhnologi, 5. Sistem mata
pencaharian, 6. Sistem religi, 7. Kesenian.
Sistem-sistem
tersebut diatas merupakan kebudayaan. Kebudayaan manusia tidak terkandung dalam
kapasitas organismenya, artinya tidak tertentukan dalam sistem gennya,
berbeda dengan kemampuan organisme binatang.
Sistem
Organ Tubuh Manusia dan Fungsinya.
Tubuh manusia terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang
mempunyai fungsi dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang
merupakan bagian-bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu,
hati, ginjal, dan lain-lain. Ada beberapa sistem organ dalam tubuh manusia
antara lain, sistem organ pencernaan, organ respirasi (pernapasan), gerak,
peredaran darah, dan lain-lain.
1. Sistem
Saraf
Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari
komponen-komponen sel saraf (neuron). Sistem saraf bersama-sama dengan sistem
hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf
berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh
bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dengan kecepatan sekresi beberapa
kelenjar endokrin.
Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangt
kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan yang berasal
dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat
menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh. Rangsangan ada yang
berasal dari luar tubuh seperti cahaya, gravitasi, suhu, panas, dan dingin.
Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh seperti rasa lapar, haus,
sakit, nyeri, dan sebagainya.
Fungsi Sistem Saraf
Pada
sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut:
(a) . Reseptor, alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat
indra
(b) . Efektor, alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan
kelenjar
(c) . Sel Saraf Sensoris, serabut saraf yang membawa rangsang ke
otak
(d) . Sel saraf Motorik, serabut saraf yang membawa rangsang dari
otak
(e) . Sel Saraf Konektor, sel saraf motorik atau sel saraf satu
dengan sel saraf lain.
2.
Sistem Rangka
Sistem kerangka terdiri dari semua tulang dan jaringan
yang menghubungkan mereka bersama-sama. Sistem ini melindungi organ dari
cedera, memberikan dukungan bagi tubuh dan memungkinkan tubuh untuk bergerak.
Tengkorak melindungi otak. Kolom vertebral melindungi sumsum tulang
belakang. Kolom ini terdiri dari atlas dan sumbu, tulang leher, tulang dada,
tulang lumbal dan vertebra sakral. Tulang yang umum lainnya dalam tubuh manusia
termasuk tulang rahang (mandibula), tulang dada (sternum), tulang paha (femur),
pergelangan kaki (tarsals) dan tempurung lutut (patella).
3.
Sistem Otot
Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh
dapat bergerak ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi
karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan
benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat
rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan
memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S.
Wulangi: 2000). Sistem otot terdiri dari tiga jenis otot, yaitu:
(a) . Otot polos memiliki beberapa fungsi dalam tubuh. Jenis otot
mendorong makanan melalui saluran pencernaan, mendorong makanan kembali ke
kerongkongan ketika seseorang muntah dan membantu mendorong bayi keluar dari
tubuh saat melahirkan.
(b) . Otot kardiak adalah otot jantung. Otot ini melemaskan dan
berkontraksi untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Bantuan otot rangka
dalam gerakan dan menopang tubuh. Setiap kelompok otot utama memiliki fungsi
yang berbeda. Paha depan, misalnya, membantu Anda berdiri, berjalan dan
memanjat tangga.
(c) . Komponen sistem otot dan sistem saraf juga ditemukan dalam
saluran pencernaan dan sistem jantung. Otot ini melapisi organ pencernaan dan
membantu memindahkan makanan dan produk sampingan pencernaan melalui usus dan
daerah pencernaan lainnya.
Fungsi
Otot
Otot dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berangkai. Bila
rangsangan diberikan pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan
bertambah besar. Keadaan ini disebut Sumasi. Bila rangsangan diberikan terus
menerus, maka kontraksi mendatar. Otot dikatakan berfungsi bila otot tersebut
menjadi pendek dan diameternya membesar. Ditinjau dari fungsinya, maka
otot-otot tersebut dibedakan atas beberapa macam, yaitu:
(a) .
Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh
(b) .
Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan
(c) .
Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh
(d) .
Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu badan
(e) .
Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan
(f) .
Otot dilatator, untuk melebarkan
(g) .
Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan
(h) .
Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah yang sama
(i) .
Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah
(j) .
Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan
(k) .
Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima
(l) .
Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup
4. Sistem
Peredaran Darah
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
membantu menstabilkan suhu tubuh dan pH (bagian dari homeostasis). Sistem
peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah.
Jaringan ini mensirkulasikan darah ke seluruh tubuh. Jantung
terdiri dari bilik atas dan bawah (atrium dan ventrikel) dan empat katup yang
mengontrol arah aliran darah. Arteri membawa darah dari jantung, sedangkan vena
membawa darah menuju jantung. Kapiler, pembuluh darah terkecil dalam tubuh,
memungkinkan darah beredar antara arteri dan vena.
A. Struktur
Alat Peredaran Darah
Sistem
peredaran darah pada manusia tersusun atas:
a)
Jantung sebagai pusat peredaran
darah
b)
Pembuluh-pembuluh darah
c)
Darah itu sendiri.
B.
Macam Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup
karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah
dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda yang terdiri dari:
a)
Peredaran darah
panjang/besar/sistemik
Peredaran
darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri
jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
b)
Peredaran darah
pendek/kecil/pulmonal
Peredaran
darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung.
Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah
yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung
melalui vena pulmonalis.
5. Sistem
Pernapasan
Dalam sistem pernapasan adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk
saluran yang digunakan untuk membawa udara ke paru-paru di mana terjadi
pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Sistem
pernapasan mengontrol napas sebagai sarana penyediaan darah dengan oksigen. Darah kemudian membawa oksigen ini ke
organ-organ dan jaringan tubuh. Saat bernafas, seseorang bernafas oksigen dan
melepaskan karbon dioksida. Sistem pernapasan terdiri dari paru-paru,
diafragma, mulut, trakea dan hidung. Mulut dan hidung memungkinkan oksigen
masuk ke dalam tubuh. Trakea membawa oksigen ke rongga dada, di mana terbagi
menjadi bronkus.
Bronkus dibagi lagi dan membentuk tabung bronkial, yang membawa
oksigen ke paru-paru. Oksigen masuk ke dalam kantung kecil yang disebut alveoli
dan kemudian berdifusi ke dalam arteri darah melalui kapiler. Darah dari vena
melepaskan karbon dioksida ke alveoli dan keluar karbon dioksida tubuh ketika
seseorang mengembuskan napas.
A. Fungsi
Sistem Pernapasan
Fungsi bernapas adalah memasukkan oksigen dari udara yang akan digunakan untuk mengoksidasi makanan serta mengeluarkan sisa hasil oksidasi, yaitu karbon dioksida. Proses bernapas disebut juga proses respirasi. Proses bernapas akan berlangsung jika ditunjang oleh alatalat pernapasan. Untuk itu, kali ini akan dibahas mengenai pernapasan, organ-organ pernapasan, serta beberapa gangguan yang berhubungan dengan sistem pernapasan.
B.
Organ Sistem Pernapasan
Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Pada
proses ini terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara tubuh dan
lingkungan. Beberapa organ yang berperan dalam sistem pernapasan.
1.
Hidung, merupakan organ pernapasan yang letaknya paling luar. Manusia
menghirup udara melalui hidung. Pada permukaan rongga hidung terdapat
rambut-rambut halus dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara yang
masuk dari debu atau benda lainnya. Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian
suhu dan kelembapan udara sehingga udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu
kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya mengandung oksigen saja,
namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2), belerang (S),
dan nitrogen (N2). Gas-gas tersebut ikut terhirup, namun hanya oksigen saja
yang dapat berikatan dengan darah. Selain itu, hidung juga merupakan indra
pembau yang sangat sensitif. Sehingga manusia dapat terhindar dari menghirup
gas-gas yang beracun atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan
bahan penyakit lainnya.
2.
Tenggorokan, merupakan bagian dari organ pernapasan. Tenggorokan berupa suatu
pipa yang dimulai dari pangkal tengorokan (laring), batang tenggorokan
(trakea), dan cabang batang tenggorokan (bronkus).
a.
Pangkal Tenggorokan
(Laring), setelah melewati hidung, udara masuk
menuju pangkal tenggorokan (laring) melalui faring.
b.
Batang Tenggorokan
(Trakea), batang tenggorokan tersusun dari
cincin-cincin tulang rawan dan terletak di depan kerongkongan. Batang
tenggorokan memanjang dari leher ke rongga dada atas. Di dalam rongga dada,
batang tenggorokan ini bercabang dua. Setiap cabangnya masuk menuju paru-paru
kanan dan paru-paru kiri.
c.
Cabang Batang Tenggorokan
(Bronkus), merupakan cabang dari trakea. Bronkus
terbagi menjadi dua, yaitu yang menuju paru-paru kanan dan menuju paru-paru
kiri. Bronkus bercabang lagi menuju bronkiolus. Masing-masing cabang tersebut
berakhir pada gelembung paru-paru atau alveolus.
d.
Paru-paru,
terletak di dalam rongga dada. Antara rongga dada dan rongga perut terdapat
suatu pembatas yang disebut diafragma. Pembatas ini bukan sekedar pembatas, tetapi
berperan juga dalam proses pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi paru-paru
kanan dan paruparu kiri. Paru-paru pada dasarnya merupakan cabang-cabang suatu
saluran yang ujungnya bergelembung. Gelembung-gelembung tersebut disebut
alveoli (tunggal: alveolus).
6. Sistem
Pencernaan
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran
besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan
yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan
organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan
jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh.
A. Fungsi
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan memecah makanan dan menyerap nutrisi. Makanan
memasuki mulut, di mana bercampur dengan air liur. Air liur membantu
melembutkan dan memecah makanan sehingga lebih mudah untuk menelan. Dari mulut,
makanan melewati kerongkongan, tabung berotot yang mendorong makanan ke dalam
perut. Perut mengandung enzim dan asam yang memecah makanan menjadi
potongan-potongan kecil.
Hal ini membuat makanan lebih mudah dicerna. Makanan bergerak
dari perut ke usus kecil dalam bentuk chyme, cairan kental. Usus kecil terdiri
dari duodenum, jejunum dan ileum. Usus kecil juga mengandung jutaan vili, yang
adalah tonjolan kecil yang membantu dalam penyerapan nutrisi. Setiap makanan
tercerna dalam usus kecil bergerak ke usus besar.
B. Saluran
Pencernaan Manusia
a)
Mulut,
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah,
dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga mulut, makanan mengalami
pencernaan secara mekanik dan kimiawi.
b) Kerongkongan
(esofagus), merupakan saluran penghubung antara
rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan
yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak
terjadi proses pencernaan.
c)
Lambung (ventrikulus),
merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai
tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian,
yaitu bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian
bawah (pilorus). Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan
kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di
bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur
masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
d) Usus
Halus (intestinum), merupakan tempat penyerapan sari makanan dan
tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri
dari :
Usus dua belas jari (duodenum), Usus kosong (jejenum), Usus penyerap (ileum).
e)
Usus Besar,
makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan
lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat
bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa
makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan
darah.
f)
Anus,
merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat
anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah
siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus.
Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.
Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan
adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot
sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong
ke luar anus.
7. Sistem
Endokrin
Sistem endokrin mengontrol produksi dan sekresi hormon. Hormon
mengatur pertumbuhan, perkembangan generatif, metabolisme dan fungsi tubuh
lainnya. Sistem ini terdiri dari kelenjar pituitari, hipotalamus, kelenjar
tiroid, tubuh pineal, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid dan pankreas.
a)
Kelenjar Pituitari
bertindak sebagai kelenjar utama karena menghasilkan hormon yang berperan dalam
fungsi kelenjar sistem endokrin lainnya.
b)
Hipotalamus mengatur
metabolisme, perasaan kenyang setelah makan dan suhu tubuh. Kelenjar ini juga
mengeluarkan hormon yang mengontrol pelepasan hormon dari kelenjar pituitari.
c)
Kelenjar Tiroid
menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme. Kelenjar ini juga berpartisipasi
dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf, pengaturan tekanan darah,
pencernaan, reproduksi, otot dan regulasi denyut jantung.
d)
Tubuh Pineal
mengeluarkan melatonin, yang membantu mengatur siklus tidur.
e)
Kelenjar Adrenal, yang
terletak di bagian atas setiap ginjal, terdiri dari medula adrenal dan korteks
adrenal. Korteks adrenal menghasilkan kortikosteroid untuk mengatur
keseimbangan cairan garam, fungsi sistem kekebalan tubuh, metabolisme dan
fungsi generatif. Medula adrenal menghasilkan hormon yang mengontrol respon
tubuh terhadap stres.
f)
Kelenjar paratiroid
mengontrol kadar kalsium dalam darah dan tulang.
g)
Pankreas mengeluarkan
enzim pencernaan dan mensekresikan glukagon dan insulin. Insulin dan glukagon
kontrol jumlah glukosa dalam darah, sehingga kerusakan pada pankreas dapat
menyebabkan diabetes.
8. Sistem
Reproduksi
Sistem reproduksi laki-laki menghasilkan sperma, pelepasan
sperma ke dalam sistem reproduksi wanita dan menghasilkan hormon seks pria yang
menjaga sistem reproduksi bekerja normal. Struktur eksternal dari sistem ini
termasuk penis, testis dan skrotum. Penis memiliki akar yang menempel ke perut
tubuh. Uretra, yang mengangkut urin dan air mani, berada di ujung penis.
Skrotum berisi testis, pembuluh darah dan saraf.
Skrotum mengontrol suhu testis, karena mereka harus tetap pada
suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh normal. Ini akan membantu
memastikan perkembangan normal sperma. Testis menghasilkan sperma dan
menghasilkan hormon seks pria seperti testosteron. Sistem reproduksi wanita
memiliki beberapa fungsi. Ini menghasilkan telur dan mengangkut telur ke lokasi
fertilisasi.
Sistem ini juga berpartisipasi dalam kehamilan bayi dan proses
persalinan, menstruasi dan menopause. Struktur eksternal dari sistem reproduksi
wanita meliputi labia minora, labia majora, klitoris dan kelenjar Bartholin.
Struktur internal meliputi uterus, ovarium, fagina dan saluran tuba. Ovarium
menghasilkan telur dan melepaskan mereka. Telur berjalan menuruni tuba falopi.
Rahim berperan dalam kehamilan dan persalinan. Lapisan rahim, yang disebut
endometrium, menumpuk dalam persiapan untuk pembuahan.
Jika pembuahan tidak terjadi, rahim menumpahkan lapisan selama
menstruasi. Jika pembuahan terjadi, sel telur dibuahi menempel pada dinding
rahim. Rahim memegang zigot, yang menjadi janin, sepanjang 40 minggu kehamilan.
Vagina berfungsi sebagai tempat hubungan seksual dan melahirkan. Vagina
mengembang untuk mengakomodasi janin saat keluar tubuh.
9.
Sistem
Ekskretoris
Sistem ekskresi membantu tubuh menyingkirkan produk-produk
limbah. Organ utama dalam sistem ini adalah ginjal, paru-paru dan kulit. Karbon
dioksida dan gas limbah lainnya keluar tubuh melalui paru-paru. Kulit membantu
menghilangkan keringat dan sel kulit mati dari tubuh.
Ginjal membuang limbah dari darah dengan menyaring darah,
mengirim nutrisi kembali ke dalam tubuh dan mengeluarkan limbah dalam urin.
Jika terjadi kerusakan ginjal, sampah bisa menumpuk dalam darah dan menyebabkan
seseorang menjadi sangat sakit.
10. Sistem
Integumen
Sistem ini menyumbang 12 sampai 15 persen dari berat tubuh kita,
menurut Estrella Mountain Community College. Sistem ini terdiri dari kulit,
rambut, kuku dan membran mukosa. Sistem ini mengontrol suhu tubuh, melindungi
tubuh dari kerusakan, menyerap nutrisi, membantu mempertahankan homeostasis dan
bekerja dengan sistem saraf untuk mengontrol rasa sentuhan.
Sistem integumen juga mengandung kelenjar dan folikel rambut.
Kelenjar ekrin yang ditemukan di seluruh tubuh, sementara kelenjar apokrin
ditemukan di ketiak dan pangkal paha. Kelenjar apokrin menghasilkan zat yang
menggabungkan dengan bakteri menghasilkan bau badan.
11. Sistem
Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan melindungi tubuh terhadap organisme berbahaya.
Sistem ini terdiri dari organ, jaringan, protein dan sel-sel khusus yang
membantu mencegah infeksi dan membuat kita tetap sehat. Sel darah putih
mengidentifikasi organisme berbahaya dan menghancurkan mereka. Diproduksi oleh
sumsum tulang, timus dan limpa, leukosit beredar di pembuluh darah dan jaringan
getah bening. Fagosit memecah organisme berbahaya, limfosit membantu tubuh
mengenali dan menghancurkan organisme organisme.









Tks. Terus berbagi. Sangat Bermanfaat !
BalasHapusKeren
BalasHapusBagus sekali kak tulisannya. Sangat bermanfaat. Semangat terus kak menulisnya
BalasHapus